PANGKALAN AURI PANASAN
ALAMAT
Panasan,
Surakarta
FUNGSI BANGUNAN
Sebelum Peristiwa 1965:
Pangkalan AURI
Saat Peristiwa 1965:
Tempat penahanan.
Sesudah Peristiwa 1965
PENGUASA TEMPAT PENAHANAN
AURI
TAPOL
Untuk mengetahui status Pangkalan AURI Panasan sepanjang operasi penumpasan
gerakan kiri masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Namun menurut sejumlah
korban dan saksi, markas AURI di Panasan ini sempat menjadi lokasi perlindungan
bagi aktivis-aktivis kiri yang sedang diburu. Sejumlah anggota militer yang
masih berdinas aktif, diantaranya anggota AURI Panasan bernama Herman, diam-diam
menentang operasi penumpasan gerakan kiri yang dipimpin Mayjen Soeharto. Mereka
berdalih menahan sejumlah aktivis kiri untuk memberi perlindungan. Menurut J.
Bronto, kode untuk para aktivis kiri yang dilindungi ini adalah Ôbatik alusÕ:
Yang jelas mulai Oktober terjadi sampai November, masing-masing
anggota militer ... yang tidak setuju dengan langkah Soeharto itu berusaha
untuk menggagalkan langkah itu dengan bertindak ... [dengan] inisiatif
masing-masing. Tidak heran sudah tidak ada komando. Yang jelas semua yang
melangkah itu punya prinsip tidak setuju dengan langkahnya Soeharto. Di AURI
seperti Herman ... punya inisiatif untuk membebaskan orang-orang yang tertangkap.
Pada waktu itu ada kodenya adalah ÔBatik AlusÕ. ...
ÓKowe arep nang endi (Kamu mau ke
mana)?Ó
ÒArep rono (Mau ke sana).Ó
ÒGowo opo (Bawa apa)?Ó
ÒBatik Alus.Ó Ini harus didukung,
dikawal. âBatik alusÕ ini
orang-orang penting di Solo. Kodenya itu diantaranya. Ibu Harun
[1]
,
itu termasuk ÕBatik AlusÕ. Kalau yang laki-laki, Pak Dilar, Pak Sarju,
orang-orang HSI [Himpunan Sarjana Indonesia]. Kalau mau berangkat ÕBatik AlusÕ
itu harus dikawal ketat dengan militer. Yang mengamankan itu militer, jadi
kalau ketemu patroli ya ndak diapa-apaken. Jadi itu yang tidak setuju [terhadap
operasi teror Soeharto] diantaranya, saya, Pak Wahono, Mas Dilar, Mas Sarju,
dari lurah, dari Sondakan ke Nusupan. Itu yang ngawal juga kita. Sampai pusat
dipertimbangkan harus dibawa ke mana, tapi ini harus diselamatkan dulu
[2]
.
Aktivis kiri yang sempat ÔditahanÕ di pangkalan AURI diantaranya adalah
Kustinah dan Sunaryo, suami-istri kader tinggi PKI Surakarta; Kirman, anggota
CDB PKI Jawa Tengah; dan Sastro Unggul.
Operasi
penyelamatan itu hanya bertahan sampai November 1965. Seorang anggota AURI
bernama Munir yang terlibat dalam upaya menyelamatkan para ÔBatik AlusÕ
membocorkan rahasia karena tidak tahan siksaan. Akibatnya, Herman ditangkap, komandan
pangkalan diganti, para tapol yang berlindung di pangkalan dipindahkan ke
kamp-kamp tahanan lain, diantaranya di Balaikota dan LP Surakarta, dan pasukan
AURI dilibatkan sepenuhnya untuk mencapai tujuan operasi penumpasan. Munir
sendiri kemudian ditangkap dan ditahan selama 15 tahun.
TINDAK PELANGGARAN HAM
Sumber
Lingkar Tutur Perempuan. ÒNotulensi
Lokakarya III Pemetaan Kekerasan dalam Tragedi 1965 di SoloÓ. Solo, 15-16
Oktober 2006.
Wawancara:
Maryatun, Solo, 19/4/05
|
||
[1]
Ketua Gerwani Cabang Solo yang dihilangkan paksa bersama tiga perempuan
lainnya sekitar Desember 1965.
[2]
LTP, ÒNotulensi Lokakarya III
Pemetaan Kekerasan dalam Tragedi 1965 di SoloÓ, Solo, 15-16 Oktober 2006, hal.
43-44.
|