Category: Koleksi Oey Hay Djoen
"Terima kasih kepada Transformative Memory Exchange project yang telah mendukung proses digitalisasi koleksi foto Oey Hay Djoen."
Koleksi foto Oey Hay Djoen terdiri atas 1203 klise yang telah didigitalisasi dan sekitar 300 foto cetak. Foto-foto tersebut diambil dalam rentang waktu 1950 hingga 1965 dengan tema keluarga, aktivitas Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), gerakan Asia Afrika, PKI (Partai Komunis Indonesia), Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia), tokoh-tokoh kiri dan aneka ragam. Foto-foto tersebut sebagian adalah hasil jepretan Oey sendiri, sebagian lain hasil jepretan orang lain menggunakan kamera milik Oey. Ia juga mengoleksi kopi foto karya Konishi, fotografer sebuah surat kabar kiri Jepang, yang mengabadikan kunjungan. Karena awam dalam pengetahuan merawat klise foto, kualitas sebagian klise menurun, yang berpengaruh pada hasil digitalisasinya. Diperlukan upaya untuk merestorasi klise. Sementara itu, foto cetak sedang dalam proses digitalisasi ulang untuk memastikan resolusi yang lebih maksimal.
Koleksi Oey Hay Djoen adalah arsip foto milik pribadi terbesar tentang aktivitas gerakan kiri Indonesia yang berhasil selamat dari operasi perampasan dan penghancuran aset, publikasi, arsip dan pustaka, serta karya seni dan sastra, milik para pendukung dan organisasi-organisasi massa kiri, yang dilancarkan Angkatan Darat dan kelompok-kelompok sipil/paramiliter pendukungnya, dalam Peristiwa 1965. Koleksi tersebut selamat berkat keberanian Jane Luyke, istri Oey Hay Djoen, menghalangi rombongan KAMI/KAPPI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia/Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia) yang hendak membakar rumah mereka dan satu peleton tentara Angkatan Darat yang hendak merampas dan menduduki rumah mereka. Jane tak punya pilihan selain merelakan sebagian rumahnya diduduki militer selama hampir satu dekade. Akan tetapi ia berhasil menyelamatkan perpustakaan pribadi suaminya, termasuk koleksi foto mereka.
Dalam konteks Gerakan Melawan Lupa dan upaya rekonstruksi sejarah Indonesia, koleksi foto ini memberikan wajah bagi berbagai kisah para aktivis kiri/korban Peristiwa 1965 tentang kemanusiaan mereka dan tentang kerja-kerja mereka pada periode awal pembangunan negara-bangsa Indonesia, berhadap-hadapan dengan propaganda hitam yang diciptakan oleh Angkatan Darat, disebarluaskan oleh Orde Baru dan masih bertahan hingga sekarang.
Oey Hay Djoen (Malang, 1929-Jakarta, 2008) telah berada di sentral gerakan kiri Indonesia sejak 1946. Pada saat ditangkap oleh militer dalam Peristiwa 1965, ia berstatus sebagai anggota Parlemen Bidang Ekonomi, anggota Comite Central PKI, penulis yang sekaligus anggota Pengurus Pusat Lekra, Sekretaris Jenderal GAPPERON (Gabungan Perserikatan Perusahaan Rokok Nasional) dan ia baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai anggota Delegasi Indonesia di KIAPMA (Konferensi Anti-Pangkalan Militer Asing. Peristiwa 1965 menghentikan seluruh aktivitasnya. Ia ditahan selama 14 tahun dan dibuang ke Pulau Buru. Bebas dari Pulau Buru, Oey Hay Djoen bekerja serabutan, termasuk sebagai penerjemah buku. Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, Oey menerjemahkan Das Kapital karya Karl Marx, ke dalam Bahasa Indonesia.
Koleksi Oey Hay Djoen
Gerakan Asia-Afrika
Ki-ka: R.D. Senanayake, Sekjen Biro Tetap Pengarang Asia-Afrika yang berasal dari Srilanka, Ali...
Read MoreKegiatan Lain-lain
Basuki Resobowo (paling kiri) sebagai ketua panitia Kongres Nasional Lekra dan Dhalia (paling...
Read MoreAcara di Cidurian 19, 1957-1965
Ki-ka: Pendiri Lekra, Njoto, sedang menyerahkan hadiah kepada Agam Wispi di Sekretariat Pusat...
Read MorePembuatan Sekretariat Pusat Lekra, Cidurian 19, kira-kira 1957-1959
Pembuatan kantor sekretariat pusat Lekra di Jl. Cidurian 19, kediaman keluarga Oey Hay Djoen,...
Read MoreKongres Lekra, Solo, Jawa Tengah, Januari 1959
Kongres yang diselenggarakan pada 24 hingga 28 Januari 1959 ini merupakan kongres pertama dan...
Read MoreKonferensi Lekra Jawa Tengah, Semarang Januari 1958
Suasana dalam Konferensi Lekra Jawa Tengah Januari 1958 Berdiri di tengah Sekretaris Jenderal...
Read MoreAlbum Tokoh
Dr Ali Sastroamidjojo- Jenderal AH Nasution-DN Aidit-Sitor Situmorang Hadjah Siti Aminah Hidajat...
Read More