Direktur
ISSI was founded in 2003 as a non-profit organization by a group of Indonesian historians in Jakarta. These historians, having led an oral history project that had started in 2000 to interview the victims of the 1965-66 violence, decided that they needed their own archive to house the recordings and transcripts of that research. At the same time, they pooled their separate book collections to form the core of ISSI’s library. Since then, ISSI has conducted further oral history research and acquired more books and documents. It now has special collections related to the writer Pramoedya Ananta Toer, the cultural organization Lekra, and the history of Timor-Leste (including the records of the Indonesian solidarity organization Fortilos). It also has a collection of photographs from c. 1950-65 taken by Oey Hay Djoen.
ISSI has worked closely with school teachers and has published books for use in the schools. The researchers of ISSI have so far published biographies of five national leaders: Kartini, Douwes Dekker, Ki Hadjar Dewantara, Agus Salim, and S.K. Trimurti.
ISSI researchers published the results of the oral history research with the victims of 1965-66 as the book Tahun yang Tak Pernah Berakhir (2004) and a report Rekonstruksi Sosial Korban Tragedi Nasional 1965 di Solo, Pati dan Bali (2017). ISSI researchers were major contributors to the book Pulangkan Mereka! (2012).
ISSI led a campaign against censorship in 2009-10 and petitioned the Constitutional Court to review the law allowing the government to ban books. In a landmark decision affirming the right of free speech, the court agreed with ISSI’s petition and struck down the censorship law in 2010.
Mission statement
ISSI is meant to promote a greater awareness of history in Indonesia. It maintains an archive of oral interviews, photographs, historical documents, and books that are available for public access. It specializes in the history of social movements in twentieth century, such as the history of trade unions, peasant associations, political parties, women’s associations, and cultural organizations. ISSI aims to provide documentation on the lives of Indonesians who are often neglected in the political histories that are focused on the rulers and their officials. Social history is an approach that endeavors to capture the “everyday life” of “ordinary people”, even at times of revolution (such as the Indonesian Revolution of 1945-49) when the ideas of “everyday life” are radically changing and when “ordinary people” play extraordinary roles.
While the national history of Indonesia is ISSI’s primary concern, the scope of ISSI’s collection is international given that our national history has always been an integral part of world history. ISSI’s collection also strives to be representative of the diversity of the Indonesian nation. Our national history has been made a great variety of people. ISSI recognizes the diversity of religions, ethnic groups, languages, and local identities of this archipelago. The collection is primarily oriented towards Indonesian-language materials but those materials pertain to all parts of the archipelago.
Sejarah Kami
ISSI dibentuk pada 2003 sebagai sebuah organisasi nirlaba oleh sejumlah sejarawan di Jakarta. Para sejarawan ini, yang telah memulai proyek sejarah lisan pada 2000 dengan mewawancarai korban-korban peristiwa 1965-66, memutuskan bahwa mereka perlu mendirikan pusat arsip sendiri untuk menyimpan rekaman dan transkrip penelitian tersebut. Pada saat bersamaan, mereka menyerahkan sejumlah koleksi buku masing-masing untuk membangun koleksi perpustakaan ISSI. Sejak itu, ISSI telah melakukan penelitian sejarah lisan lainnya dan memperoleh tambahan buku-buku dan dokumen. Saat ini, kami telah memiliki koleksi khusus tentang Pramoedya Ananta Toer, organisasi kebudayaan Lekra, and sejarah Timor-Leste (termasuk dokumen Forum Solidaritas untuk Timor Leste). Kami juga memeiliki koleksi khusus foto-foto pada 1950-1965 yang diambil oleh Oey Hay Djoen.
ISSI juga bekerja sama dengan guru-guru sejarah dan telah menerbitkan bahan ajar untuk digunakan di tingkat SMA sederajat. Para peneliti ISSI telah menerbitkan bahan ajar berbasis biografi dari lima tokoh nasional, yaitu: Kartini, Douwes Dekker, Ki Hadjar Dewantara, Agus Salim, and S.K. Trimurti.
Para peneliti ISSI menerbitkan asil penelitian sejarah lisan tentang korban 1965-66 dalam buku Tahun yang Tak Pernah Berakhir (2004) dan laporan Rekonstruksi Sosial Korban Tragedi Nasional 1965 di Solo, Pati dan Bali (2017). Peneliti ISSI juga menjadi kontributor utama untuk buku Pulangkan Mereka! (2012).
ISSI juga memimpin kampanye melawan sensor pada 2009-10 dan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi terhadap UU Pelarangan Buku. Sesuai dengan asas kebebasan berekspresi, Mahkaman Konstitusi mengabulkan gugatan ISSI dan membatalkan UU tersebut.
Misi Kami
ISSI bermaksud untuk meningkatkan kesadaran sejarah di Indonesia melalui pengelolaan arsip suara, foto, dokumen-dokumen sejarah, dan literature yang dapat diakses public. Kami fokus pada sejarah gerakan sosial pada abad 20, seperti sejarah organisasi buruh, tani, partai politik, gerakan perempuan, dan gerakan kebudayaan. ISSI bertujuan untuk mendokumentasikan kehidupan orang-orang Indonesia yang seringkali terabaikan oleh sejarah politik yang hanya berkutat pada penguasa dan elit. Sejarah sosial adalah sebuah pendekatan yang berusaha menangkap ‘kehidupan sehari-hari’ dari ‘orang-orang biasa’, bahkan dalam saat revolusi (seperti revolusi Indonesia pada 1945-49) di saat makna ‘kehidupan sehari-hari’ mulai berubah secara radikal dan ketika ‘orang-orang biasa’ memainkan peranan yang luar biasa.
Meskipun sejarah nasional Indonesia adalah fokus utama ISSI, cakupan koleksi ISSI adalah internasional, mengingat bahwa sejarah nasional kita adalah bagian yang tak terpisahkan dari sejarah dunia. Koleksi ISSI juga akan memastikan aspek representasi keberagaman dari bangsa Indonesia. Sejarah nasional kita dibangun oleh orang-orang yang beragam. Dengan demikian, ISSI mengakui keberagaman agama, etnisitas, Bahasa, dan identitas lokal yang ada di Indonesia. Koleksi-koleksi kami berorientasi pada materi berbasis Bahasa Indonesia, namun bahan-bahan tersebut juga mencakup seluruh nusantara.
Email: sejarahs@gmail.com